Senin, 30 Juni 2014

IKHTIAR dan TAWAKAL

IKHTIYAR
Ust. Abdullah Nashih Ulwan, mejelaskan dua dimensi taqdir dari sudut pandang makhluk: taqdir yang musayyar [ yang hamba tidak ada ikhtiyar di dalamnya], dan taqdir yang mukhoyyar [yang hamba diharuskan berikhtiyar dan disediakan balasan atas ikhtiyarnya itu]. Atas sifat kasih sayang Allah, Dia memberikan potensi dan sarana yang sifatnya musayyar [akal, petunjuk, peluang, fisik, dsb] yang dengan potensi itu hamba harus berikhtiyar sehingga hadir ketentuan Allah yang terbaik untuk hamba-Nya. Dengan kata lain, usaha untuk memenuhi ketentuan sebab akibat itulah tempatnya ikhtiyar, adapun atas hasilnya tentu sesuai dengan qadar Allah yang kemudian kita dituntut untuk bertawakal.
:Firman Allah 
إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِِِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ؛ وَ إِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوْءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهِ مِنْ وَالٍٍٍٍ [الرعد:11]
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Ar Ra’du:11
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ(18)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al Hasyr:18


TAWAKAL
Ust. Abu Bakar Jabir al Jazaairi menyampaikan:

“Tawakal bagi seorang muslim ialah perbuatan, dan harapan dengan disertai hati yang tenang, jiwa yang tenteram dan keyakinan yang kuat pasti terjadi, apa yang tidakbahwa apa yang dikehendaki Allah tidak menyia-nyiakandikehendaki-Nya tidak akan terjadi, dan Allah pahala orang yang berbuat baik.

[qadha’Karena orang Muslim mempercayai ketentuan-ketentuan Allah Allah] pada alam semesta, maka ia menyiapkan sebab-sebab yang diperlukan bagi semua perbuatannya, berusaha sekuat tenaga untuk menghadirkan sebab-sebab tersebut dan menyempurnakannya. Namun, ia tidak menyakini sebab-sebab adalah satu-satunya jaminan untuk tercapainya tujuan dan kesuksesan usaha. Adapun pencapaian hasil dan sukses, maka seorang Muslim menyerahkan nya kepada Allah, karena hanya Dia yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia satu-satunya tempat bergantung! Dan bukan yang lainnya.
Hanya menggantungkan kepada sebab adalah kesyirikan sementara meninggalkan sebab yang diperlukan bagi perbuatannya padahal ia mampu menyiapkannya adalah kefasikan.”
setiap keluar rumah:Ini adalah kandungan doa Rasulullah 

بسم الله توكلت على الله ولا حول ولا قوة إلا بالله…

“ Dengan Asma Allah, aku bertawakal kepada Allah, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah..”
berfirman:Allah 

فـَـــإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ
“ Jikalau kau bersungguh-sungguh akan melakukan sesuatu, berserahlah kepada Allah.
وَ مَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya” At Thalaq:3

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” An Nahl:97

“Dan, barangsiapa mengerjakan amal-amal sholih danb dia dalam keadaan beriman, maka dia tidak akan khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak pula pengurangan haknya.” Thaha:112

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, pasti Ia jadikan baginya jalan keluar> Dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka”. At Thalaq:2-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar